CINTA TERLARANG
Di sutau malam yang dingin hujan yang membasahi setiap jalan yang aku lewati dengan sepeda dan angin bertiup sepoi-sepoi seakan membuat tubuhku merasa mengigil. Aku menyusuri setiap jalan yang kulalui dengan tubuh yang kedinginan karena suasana malam yang dingin. Aku berencana mau kerumah temanku anis, dia temanku dari SD sampai sekarang masih selalu bisa bersama. Aku main kerumahnya karena mau tahu apa yang dia bawa untuk bekal pikniknya ke yogyakarta besok sedangkan aku sudah membeli bekal untuk ke lima kaum. Tapi ternyata si Anis belum beli, akhirnya aku antar dia beli bekal buat besok.
Saat aku mengantar dia, aku melihat seorang pria yang sedang duduk bersama temannya sambil memegang handphone dia melihatku terus, tapi aku tidak melihatnya. Aku terus berjalan tanpa melihat dia walaupun dia terus melihatku.
Di pagi yang cerah suara burung yang merdu membuat hatiku semakin semangat menjalani aktivitas hari ini. Aku bersiap-siap untuk berangkat piknik ke yogyakarta. Setelah sampai di sekolah aku melihat 2 bis pariwisata yang akan dipakai buat piknik ke yogyakarta. Aku memilih tempat duduk tengah yang aku tempati bersama Anis. Disaat bis mulai berangkat, aku dan Anis cerita-cerita tentang masalahku dan masalahnya. Anis bicara sesuatu
"ca, tadi malam Putra minta no. hpmu tapi temenya yang suruh minta no. hpmu lewat aku" Anis memberitahuku kalau pria yang tadi malam melihatku terus mau minta no. hpku tapi lewat temannya. Saat itu aku sudah pulang. Tapi aku sudah kenal dia, dia teman ku dl waktu kecil tapi dia tidak kenal sama aku karena dulu aku pernah mengagumi dia, rasanya aku ingin dekat sama dia tapi aku malu dan sekarang aku bisa kenal lebih jauh tentang dia. aku befikir ini mungkin saatnya aku bisa lebih dekat sama dia. Akhirnya aku mau ngasih nomor hpku.
keesokan harinya aku menerima sms dari dia dan aku membalasnya. Selama satu bulan lebih aku sering smsan sama dia, saat kita bertemu langsung rasanya aku cangung banget karena aku tidak pernah ngomong langsung sama dia.
Dan saat aku makan malam sama dia, duch rasanya.... kayak mimpi aku bisa makan malam berdua sama dia. Dia selalu saja memujiku, wah..... aku jadi malu banget!
Sehabis makan malam kita ngobrol-ngobrol dirumahku sambil ketawa-ketawa. Saat asyik ngobrol sama dia windi datang. Windy itu temen SDnya sekaligus tetanggaku. Dia orangnya cerewet banget jadi dia ikut meramaikan suasana.
"wah udah pacaran nich, makan-makannya donk" windy bicara
"nggak koq kita cuma teman" aku dan putra hanya tersenyum saja
"pacaran juga gak apa-apa koq"
"hehehe............"
"ya gak tau y?"
setelah kita lama ngobrol dan windypun sudah pulang, tapi si putra belum pulang. Ditengah-tengah pembicaraanku sama dia tiba -tiba dia terdiam sejenak dia mau ngomong sesuatu yang penting.
"ca, boleh nggak aku tanya sama kamu?"
"boleh, ada apa putra?'
"Sebenarnya aku suka sama kamu. Kamu mau nggak jadi pacarku?"
Aku kaget banget mendegar ucapanya dan aku hanya terdiam sejenak. Tak kusangka dia akan mengatakan cinta padaku. Aku seneng banget... nggak menyangka dan akhirnya aku bicara
"Ya, aku mau jadi pacarmu."
"Sungguh kamu mau jadi pacarku" putra menyaut
"Sungguh aku mau jadi pacarmu" dan akhirnya aku menerima dia sebagai pacarku.
Aku senang sekali karena aku sudah jadi pacarnya. Yang dulu aku puja dan ingin dekat dengan dia dan sekarang dia jadi pacarku, ohh,,,,,, my god!!!! sungguh aku tak menyangka ini seperti impian yang terwujud.
Hari-hari yang kulalui sekarang beda dengan yang dulu setelah aku pacaran sama dia. Dia sering sekali kasih perhatian sama aku hampir tiap hari dia tidak lupa tanya kabarku.
setelah kujalani hubungan ini semakin lama ada saja masalah yang kuhadapi disaat putra menjemputku habis pulang kerja tak kusangka kalau ayahnya lihat aku sama dia.
malamnya putra cerita kalau ayahnya tau dia menjemputku. Dia di introgasi sama ayahnya dan ayahnya tidak setuju kalau dia pacaran dulu. Dia disuruh memilih pacaran atau kuliah kalau kamu pilih pacaran mendingan kamu nggak usah kuliah. Disaat itulah aku merasa shock banget mendengar ceritanya. Aku menangis aku nggak tau apa yang harus aku lakukan. Ini serasa menyakitkan hati.
keesokan harinya aku dan dia ketemu membahas masalah itu. aku tanya sama dia
gimana ceritanya? koq ayahmu bisa tau kemaren
Dia akhirnya ngomong "Aku juga nggak tau kenapa ayahku bisa tau. Katanya dia dikasih tau sama orang"
"Dan sekarang maumu gimana?" aku bicara dengan perasaan yang kacau balau
ya gmn ya!! aku mau ngomong ini tapi sulit untuk bicaranya aku nggak mau ini terjadi aku masih sayang sama kamu tapi gmn lagi aku nggak bisa ngejalanin hubungan ini
ya terus gmn?? aku terus mendesaknya tuk bicarakan sebenarnya
akhirnya dia angkat bicara
mending kita putus aja, ngak apa-apakan kalau kita putus???
akupun termenung, terdiam mendengar kata-kata yang barusan keluar dari mulut dia dan tanpa kusadari air mataku menetes.
rasanya aku ingin lari dan menjauh dari masalah yang membuatku seperti ini. Aku tidak bisa ngomong aku hanya bisa menangis, menangis dan menangis......... di depan dia
dia melihatku terus, dia merasa bersalah banget kenapa ini harus terjadi. Tanpa kusadari dia juga meneteskan air mata, kulihat dia menangis.
Hari-hari kulalui sekarang sudah nggak seindah yang dulu lagi. Nggak ada seseorang yang bisa buat hari-hariku indah yang bisa buatku tertawa nggak ada lagi. Kini aku hanya bisa merenung dan bersedih. Tapi setelah kita putus dia masih sering menghubungiku, dia tidak bisa melupakanku sama seperti aku yang nggak bisa melupakannya.
lama-kelamaan dia g bisa ngejalanin hubungan pertemanan ini dan dia memutuskan untuk balikan lagi sama aku ya walaupun hanya backstreet tapi nggak apa-apa karena kita masih sayang.
Selasa, 03 November 2009
CERPEN KEAGUNGAN FAJAR CINTA
KEAGUNGAN FAJAR CINTA
Malam yang dingin itu, Galin masih saja asyik memperhatikan monitor computer kerjanya. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 4 pagi. Memang malam itu ia mendapat giliran kerja malam dari perusahaannya untuk memonitor pengolahan pabrik. Matanya sudah cukup lelah menahan kantuk. tetapi mau gimana lagi. Ia harus tetap fit karena tugas yang dibebankan perusahaan kepadanya.
Galin adalah sosok yang rajin, baik ditempat kerja maupun dilingkungan masyarakat. Ia bekerja disebuah perusahaan yang cukup ternama di negeri ini. Karena jiwanya yang bersemangat itu. ia dipercayakan atasannya untuk mengambil alih job suvervisor yang kebetulan sedang kosong.
Saat sedang asyik memainkan keyboard computernya, tiba-tiba nada alarm azan shubuh berkumandang di hp nya. Ia tinggalkan sejenak pekerjaan monitoringnya. Bergegas ia berwudhu’ dan menghadap Sang Ilahi.
Usai sholat, ia menghirup udara pagi sejenak dari jendela ruang kantornya. Tiba-tiba perasaannya jadi tidak enak saat mendengar nada hpnya berdering. Ia bingung “siapa pula yang nelpon pagi-pagi buta begini” suara batinnya bertanya.
“Assalamu’alaikum..
“Wa’alaikum salam..(ternyata ibu mertuanya yang menelpon).
“Ya bu… ada hal apa bu..? tanya galin.
“Maaf mengganggu kerjanya Lin. Ibu sebenarnya tidak mau mengganggu konsentrasi Galin. Tapi ini terpaksa.. jelas ibu mertuanya.
“Tak apa bu, kebetulan saya baru usai sholat shubuh”. Jawab galin bingung.
“Begini Lin.. si May pergi ndak tahu kemana. Tadi saat ibu hendak membangunkan si May sholat shubuh, ia tak ada dikamarnya. Dan dia pun tak pamit. Dia ada ngomong sama galin..?” jelas ibu mertuanya kebingungan.
“Lah.. kok bisa begitu bu. Tadi malam saat mau berangkat kerja dia masih ngantar saya kok bu.. semua baik-baik saja kok bu..
“Itulah.. ibu juga bingung. Ibu sudah coba cari dia ke semua ruangan. Tapi tak ada juga. Ibu tanya sama ayah, ayah juga tidak tahu..
“Iyalah bu.. saya akan pulang lebih awal.. ibu tenang ajalah dulu. Mungkin dia lagi beli sarapan..
“Iyalah…Baiklah kalo begitu.. assalamu’alaikum.
“Wa’alaikum salam..
Galin bingung, konsentrasi kerjanya terganggu. Ia heran kemana pergi istinya itu. kok ndak pamitan ya.. suara batinnya bergetir. Ia coba menghubungi hp nya tapi tidak aktif.
Sesampainya dirumah, ia mengumpulkan seluruh keluarganya. Semua menjawab tidak ada yang tahu. Muncul firasat kurang bagus dihatinya. Ia coba menghubungi seluruh famili terdekat. Tapi juga dengan jawaban yang sama.
Galin dan seluruh keluarga merasa khawatir. Ada apa yang terjadi dengan Maya. Sang istri yang baru tiga bulan ia nikahi hilang bak ditelan bumi. Mereka menunggu hingga siang. Saat suara azan zhuhur berkumandang, hati galin sudah merasa tidak karuan. Keluarga mengusulkan untuk melapor ke polisi. Tetapi galin mencegahnya. Ia tidak mau masalah ini diketahui tetangga. Bisa jadi aib bu.. Jawab galin menenangkan mertuanya.
Selesai sholat zhuhur, ia sambung dengan sholat hajat. Ia mohon kepada rabbnya yang mengatur segala kejadian untuk bisa menemukan jalan keluarnya.
Usai sholat, ia menyimpulkan untuk konsultasi kepada Faris teman kerjanya. Faris yang ia kenal sebagai seorang yang cukup dalam agamanya, mungkin bisa membantunya.
Ia coba menelpon faris, dan faris pun bersedia memenuhi undangannya. Namun, bagaimana pun rasa hati galin sudah tidak karuan lagi. Karena istri tercinta yang baru ia nikahi bagai lenyap dibawa angin. tak ayal, Inai tanda pernikahan dijari pun masih tersisa di ujung kuku.
Tak lama faris pun tiba dikediaman galin. Waktu sore sudah mau berganti senja. Seluruh keluarga semakin cemas, apalagi galin sang suami. Setelah diceritakan apa yang terjadi. Faris hanya mengatakan untuk bersabar. Seluruh keluarga kurang puas dengan pernyataan Faris itu, begitu juga galin sang rekan kerja.
Ternyata, rupanya faris menunggu saat waktu magrib tiba. Usai sholat magrib berjama’ah. Faris memimpin doa memohon kepada sang ilahi. Dan semua yang ada pun ikut memohon kepada Allah semoga misteri ini cepat terselesaikan.
Usai bermunajat. Semuanya berkumpul dan bermusyawarah diruang tamu. Galin pun angkat bicara.
Ris.. gimana ini.?
“Yang sabar Lin.. saya tak ada firasat jelek dalam hal ini. Kita husnuzhon saja.” Jelas Faris.
“Tapi ini udah malam Ris..” jawab galin risau.
“Iya nak Faris. Bapak dan ibu sudah sangat cemas ni.. takutnya Maya entah kenapa-kenapa.?” Mertua Galin menimpal.
“Iya.. saya mengerti. Tapi firasat saya, ini hanyalah ujian Allah pak.. dan semua ini berpulang kepada bapak dan ibu. terutama galin. Apa pun yang kita lakukan, insya Allah akan dijawab Allah. Dan saya hanyalah hamba Allah yang mencoba membantu saudaranya.” Jawab Faris.
Galin dan mertuanya akhirnya memutuskan hendak melaporkan hal ini kepada polisi. Saat semuanya sedang bersiap hendak berangkat ke kantor polisi. Tiba-tiba suara bel pintu berbunyi… Tiiing…Tooong…
“Assalamu’alaikum… suara dari balik pintu.
“Wa’alaikum salam.. jawab galin setengah berlari kebingungan.
Saat pintu dibuka. Ternyata ada sosok wanita cantik yang tak lain dan tak bukan adalah Maya Sang istri tercinta.
“Subhanallah…. Dinda…..” teriak Galin.
Dan semua isi rumah pun setengah berlari menuju pintu mendengar hal itu.
“Alhamdulillah….” Gemuruh tahmid berkumandang dari bibir keluarga.
Galin bersyukur tetapi hatinya penasaran dan penuh tanda tanya, gerangan apa yang terjadi pada istrinya.
Beribu pertanyaan yang ada dikepalanya. Ia merasa ingin menumpahkan semua pertanyaan itu kepada istrinya.
Belum sempat pertanyaan bertubi-tubi hendak menyerang Maya. Ibu mertuanya menyuruh semua yang berada di pintu itu masuk kedalam.
Setelah semua berkumpul diruang tamu. Dan Maya sudah tahu akan diserang pertanyaan-pertanyaan. Maka Maya lebih dulu angkat bicara.
“Sebelumnya Maya minta maaf kepada seluruh keluarga terutama kepada Kanda (galin). Ini semua diluar kuasa Maya. Tadinya Maya ingin lebih dulu memberi tahu. Tetapi…”
“Tetapi kenapa dinda…” celetuk galin penasaran yang duduk disamping Maya.
“Begini kanda.. saat mendengar azan shubuh tadi pagi, Maya bangun dan hendak menunaikan sholat shubuh. Tetapi Maya merasa pusing dan mual. Mata Maya terasa berkunang-kunang. Lalu Maya coba membangunkan ibu, tapi ibu tak juga bangun. Lalu Maya berinisiatif hendak ke rumah sakit. Dan Maya minta maaf belum pamit dengan ibu dan ayah. Lalu Maya menelpon taksi dan sesampainya dirumah sakit, Maya pingsan dan baru siuman sekitar jam 11. lalu Maya coba menelpon kanda tapi batrei hp Maya ngedrop. Dan saat Maya bangkit dari tampat tidur rumah sakit hendak ke telepon umum. Mata maya kembali berkunang-kunang dan Maya kembali pingsan. Mungkin karena Maya belum sarapan tadi pagi. Maya akhirnya siuman sekitar jam 6 sore tadi.”
“Lalu bagaimana sekarang May.. dan apa kata dokter.?” Tanya ibunya penasaran.
Lalu Maya tiba-tiba memeluk mesra Galin sambil mengatakan Malu-malu.
“Kata dokteeeer……………..“MAYA HAMIL”
“Haaamiiill…..Subhanallah……….” Suara tasbih bergema memenuhi ruangan.
Seketika suasana mencair. Ribuan pertanyaan pun sudah terjawabkan. Dan galin pun bersujud syukur kepada sang Ilahi.
OLEH: FERKI AHMAD MARLION
Malam yang dingin itu, Galin masih saja asyik memperhatikan monitor computer kerjanya. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 4 pagi. Memang malam itu ia mendapat giliran kerja malam dari perusahaannya untuk memonitor pengolahan pabrik. Matanya sudah cukup lelah menahan kantuk. tetapi mau gimana lagi. Ia harus tetap fit karena tugas yang dibebankan perusahaan kepadanya.
Galin adalah sosok yang rajin, baik ditempat kerja maupun dilingkungan masyarakat. Ia bekerja disebuah perusahaan yang cukup ternama di negeri ini. Karena jiwanya yang bersemangat itu. ia dipercayakan atasannya untuk mengambil alih job suvervisor yang kebetulan sedang kosong.
Saat sedang asyik memainkan keyboard computernya, tiba-tiba nada alarm azan shubuh berkumandang di hp nya. Ia tinggalkan sejenak pekerjaan monitoringnya. Bergegas ia berwudhu’ dan menghadap Sang Ilahi.
Usai sholat, ia menghirup udara pagi sejenak dari jendela ruang kantornya. Tiba-tiba perasaannya jadi tidak enak saat mendengar nada hpnya berdering. Ia bingung “siapa pula yang nelpon pagi-pagi buta begini” suara batinnya bertanya.
“Assalamu’alaikum..
“Wa’alaikum salam..(ternyata ibu mertuanya yang menelpon).
“Ya bu… ada hal apa bu..? tanya galin.
“Maaf mengganggu kerjanya Lin. Ibu sebenarnya tidak mau mengganggu konsentrasi Galin. Tapi ini terpaksa.. jelas ibu mertuanya.
“Tak apa bu, kebetulan saya baru usai sholat shubuh”. Jawab galin bingung.
“Begini Lin.. si May pergi ndak tahu kemana. Tadi saat ibu hendak membangunkan si May sholat shubuh, ia tak ada dikamarnya. Dan dia pun tak pamit. Dia ada ngomong sama galin..?” jelas ibu mertuanya kebingungan.
“Lah.. kok bisa begitu bu. Tadi malam saat mau berangkat kerja dia masih ngantar saya kok bu.. semua baik-baik saja kok bu..
“Itulah.. ibu juga bingung. Ibu sudah coba cari dia ke semua ruangan. Tapi tak ada juga. Ibu tanya sama ayah, ayah juga tidak tahu..
“Iyalah bu.. saya akan pulang lebih awal.. ibu tenang ajalah dulu. Mungkin dia lagi beli sarapan..
“Iyalah…Baiklah kalo begitu.. assalamu’alaikum.
“Wa’alaikum salam..
Galin bingung, konsentrasi kerjanya terganggu. Ia heran kemana pergi istinya itu. kok ndak pamitan ya.. suara batinnya bergetir. Ia coba menghubungi hp nya tapi tidak aktif.
Sesampainya dirumah, ia mengumpulkan seluruh keluarganya. Semua menjawab tidak ada yang tahu. Muncul firasat kurang bagus dihatinya. Ia coba menghubungi seluruh famili terdekat. Tapi juga dengan jawaban yang sama.
Galin dan seluruh keluarga merasa khawatir. Ada apa yang terjadi dengan Maya. Sang istri yang baru tiga bulan ia nikahi hilang bak ditelan bumi. Mereka menunggu hingga siang. Saat suara azan zhuhur berkumandang, hati galin sudah merasa tidak karuan. Keluarga mengusulkan untuk melapor ke polisi. Tetapi galin mencegahnya. Ia tidak mau masalah ini diketahui tetangga. Bisa jadi aib bu.. Jawab galin menenangkan mertuanya.
Selesai sholat zhuhur, ia sambung dengan sholat hajat. Ia mohon kepada rabbnya yang mengatur segala kejadian untuk bisa menemukan jalan keluarnya.
Usai sholat, ia menyimpulkan untuk konsultasi kepada Faris teman kerjanya. Faris yang ia kenal sebagai seorang yang cukup dalam agamanya, mungkin bisa membantunya.
Ia coba menelpon faris, dan faris pun bersedia memenuhi undangannya. Namun, bagaimana pun rasa hati galin sudah tidak karuan lagi. Karena istri tercinta yang baru ia nikahi bagai lenyap dibawa angin. tak ayal, Inai tanda pernikahan dijari pun masih tersisa di ujung kuku.
Tak lama faris pun tiba dikediaman galin. Waktu sore sudah mau berganti senja. Seluruh keluarga semakin cemas, apalagi galin sang suami. Setelah diceritakan apa yang terjadi. Faris hanya mengatakan untuk bersabar. Seluruh keluarga kurang puas dengan pernyataan Faris itu, begitu juga galin sang rekan kerja.
Ternyata, rupanya faris menunggu saat waktu magrib tiba. Usai sholat magrib berjama’ah. Faris memimpin doa memohon kepada sang ilahi. Dan semua yang ada pun ikut memohon kepada Allah semoga misteri ini cepat terselesaikan.
Usai bermunajat. Semuanya berkumpul dan bermusyawarah diruang tamu. Galin pun angkat bicara.
Ris.. gimana ini.?
“Yang sabar Lin.. saya tak ada firasat jelek dalam hal ini. Kita husnuzhon saja.” Jelas Faris.
“Tapi ini udah malam Ris..” jawab galin risau.
“Iya nak Faris. Bapak dan ibu sudah sangat cemas ni.. takutnya Maya entah kenapa-kenapa.?” Mertua Galin menimpal.
“Iya.. saya mengerti. Tapi firasat saya, ini hanyalah ujian Allah pak.. dan semua ini berpulang kepada bapak dan ibu. terutama galin. Apa pun yang kita lakukan, insya Allah akan dijawab Allah. Dan saya hanyalah hamba Allah yang mencoba membantu saudaranya.” Jawab Faris.
Galin dan mertuanya akhirnya memutuskan hendak melaporkan hal ini kepada polisi. Saat semuanya sedang bersiap hendak berangkat ke kantor polisi. Tiba-tiba suara bel pintu berbunyi… Tiiing…Tooong…
“Assalamu’alaikum… suara dari balik pintu.
“Wa’alaikum salam.. jawab galin setengah berlari kebingungan.
Saat pintu dibuka. Ternyata ada sosok wanita cantik yang tak lain dan tak bukan adalah Maya Sang istri tercinta.
“Subhanallah…. Dinda…..” teriak Galin.
Dan semua isi rumah pun setengah berlari menuju pintu mendengar hal itu.
“Alhamdulillah….” Gemuruh tahmid berkumandang dari bibir keluarga.
Galin bersyukur tetapi hatinya penasaran dan penuh tanda tanya, gerangan apa yang terjadi pada istrinya.
Beribu pertanyaan yang ada dikepalanya. Ia merasa ingin menumpahkan semua pertanyaan itu kepada istrinya.
Belum sempat pertanyaan bertubi-tubi hendak menyerang Maya. Ibu mertuanya menyuruh semua yang berada di pintu itu masuk kedalam.
Setelah semua berkumpul diruang tamu. Dan Maya sudah tahu akan diserang pertanyaan-pertanyaan. Maka Maya lebih dulu angkat bicara.
“Sebelumnya Maya minta maaf kepada seluruh keluarga terutama kepada Kanda (galin). Ini semua diluar kuasa Maya. Tadinya Maya ingin lebih dulu memberi tahu. Tetapi…”
“Tetapi kenapa dinda…” celetuk galin penasaran yang duduk disamping Maya.
“Begini kanda.. saat mendengar azan shubuh tadi pagi, Maya bangun dan hendak menunaikan sholat shubuh. Tetapi Maya merasa pusing dan mual. Mata Maya terasa berkunang-kunang. Lalu Maya coba membangunkan ibu, tapi ibu tak juga bangun. Lalu Maya berinisiatif hendak ke rumah sakit. Dan Maya minta maaf belum pamit dengan ibu dan ayah. Lalu Maya menelpon taksi dan sesampainya dirumah sakit, Maya pingsan dan baru siuman sekitar jam 11. lalu Maya coba menelpon kanda tapi batrei hp Maya ngedrop. Dan saat Maya bangkit dari tampat tidur rumah sakit hendak ke telepon umum. Mata maya kembali berkunang-kunang dan Maya kembali pingsan. Mungkin karena Maya belum sarapan tadi pagi. Maya akhirnya siuman sekitar jam 6 sore tadi.”
“Lalu bagaimana sekarang May.. dan apa kata dokter.?” Tanya ibunya penasaran.
Lalu Maya tiba-tiba memeluk mesra Galin sambil mengatakan Malu-malu.
“Kata dokteeeer……………..“MAYA HAMIL”
“Haaamiiill…..Subhanallah……….” Suara tasbih bergema memenuhi ruangan.
Seketika suasana mencair. Ribuan pertanyaan pun sudah terjawabkan. Dan galin pun bersujud syukur kepada sang Ilahi.
OLEH: FERKI AHMAD MARLION
CERPEN KEAGUNGAN FAJAR CINTA
KEAGUNGAN FAJAR CINTA
Malam yang dingin itu, Galin masih saja asyik memperhatikan monitor computer kerjanya. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 4 pagi. Memang malam itu ia mendapat giliran kerja malam dari perusahaannya untuk memonitor pengolahan pabrik. Matanya sudah cukup lelah menahan kantuk. tetapi mau gimana lagi. Ia harus tetap fit karena tugas yang dibebankan perusahaan kepadanya.
Galin adalah sosok yang rajin, baik ditempat kerja maupun dilingkungan masyarakat. Ia bekerja disebuah perusahaan yang cukup ternama di negeri ini. Karena jiwanya yang bersemangat itu. ia dipercayakan atasannya untuk mengambil alih job suvervisor yang kebetulan sedang kosong.
Saat sedang asyik memainkan keyboard computernya, tiba-tiba nada alarm azan shubuh berkumandang di hp nya. Ia tinggalkan sejenak pekerjaan monitoringnya. Bergegas ia berwudhu’ dan menghadap Sang Ilahi.
Usai sholat, ia menghirup udara pagi sejenak dari jendela ruang kantornya. Tiba-tiba perasaannya jadi tidak enak saat mendengar nada hpnya berdering. Ia bingung “siapa pula yang nelpon pagi-pagi buta begini” suara batinnya bertanya.
“Assalamu’alaikum..
“Wa’alaikum salam..(ternyata ibu mertuanya yang menelpon).
“Ya bu… ada hal apa bu..? tanya galin.
“Maaf mengganggu kerjanya Lin. Ibu sebenarnya tidak mau mengganggu konsentrasi Galin. Tapi ini terpaksa.. jelas ibu mertuanya.
“Tak apa bu, kebetulan saya baru usai sholat shubuh”. Jawab galin bingung.
“Begini Lin.. si May pergi ndak tahu kemana. Tadi saat ibu hendak membangunkan si May sholat shubuh, ia tak ada dikamarnya. Dan dia pun tak pamit. Dia ada ngomong sama galin..?” jelas ibu mertuanya kebingungan.
“Lah.. kok bisa begitu bu. Tadi malam saat mau berangkat kerja dia masih ngantar saya kok bu.. semua baik-baik saja kok bu..
“Itulah.. ibu juga bingung. Ibu sudah coba cari dia ke semua ruangan. Tapi tak ada juga. Ibu tanya sama ayah, ayah juga tidak tahu..
“Iyalah bu.. saya akan pulang lebih awal.. ibu tenang ajalah dulu. Mungkin dia lagi beli sarapan..
“Iyalah…Baiklah kalo begitu.. assalamu’alaikum.
“Wa’alaikum salam..
Galin bingung, konsentrasi kerjanya terganggu. Ia heran kemana pergi istinya itu. kok ndak pamitan ya.. suara batinnya bergetir. Ia coba menghubungi hp nya tapi tidak aktif.
Sesampainya dirumah, ia mengumpulkan seluruh keluarganya. Semua menjawab tidak ada yang tahu. Muncul firasat kurang bagus dihatinya. Ia coba menghubungi seluruh famili terdekat. Tapi juga dengan jawaban yang sama.
Galin dan seluruh keluarga merasa khawatir. Ada apa yang terjadi dengan Maya. Sang istri yang baru tiga bulan ia nikahi hilang bak ditelan bumi. Mereka menunggu hingga siang. Saat suara azan zhuhur berkumandang, hati galin sudah merasa tidak karuan. Keluarga mengusulkan untuk melapor ke polisi. Tetapi galin mencegahnya. Ia tidak mau masalah ini diketahui tetangga. Bisa jadi aib bu.. Jawab galin menenangkan mertuanya.
Selesai sholat zhuhur, ia sambung dengan sholat hajat. Ia mohon kepada rabbnya yang mengatur segala kejadian untuk bisa menemukan jalan keluarnya.
Usai sholat, ia menyimpulkan untuk konsultasi kepada Faris teman kerjanya. Faris yang ia kenal sebagai seorang yang cukup dalam agamanya, mungkin bisa membantunya.
Ia coba menelpon faris, dan faris pun bersedia memenuhi undangannya. Namun, bagaimana pun rasa hati galin sudah tidak karuan lagi. Karena istri tercinta yang baru ia nikahi bagai lenyap dibawa angin. tak ayal, Inai tanda pernikahan dijari pun masih tersisa di ujung kuku.
Tak lama faris pun tiba dikediaman galin. Waktu sore sudah mau berganti senja. Seluruh keluarga semakin cemas, apalagi galin sang suami. Setelah diceritakan apa yang terjadi. Faris hanya mengatakan untuk bersabar. Seluruh keluarga kurang puas dengan pernyataan Faris itu, begitu juga galin sang rekan kerja.
Ternyata, rupanya faris menunggu saat waktu magrib tiba. Usai sholat magrib berjama’ah. Faris memimpin doa memohon kepada sang ilahi. Dan semua yang ada pun ikut memohon kepada Allah semoga misteri ini cepat terselesaikan.
Usai bermunajat. Semuanya berkumpul dan bermusyawarah diruang tamu. Galin pun angkat bicara.
Ris.. gimana ini.?
“Yang sabar Lin.. saya tak ada firasat jelek dalam hal ini. Kita husnuzhon saja.” Jelas Faris.
“Tapi ini udah malam Ris..” jawab galin risau.
“Iya nak Faris. Bapak dan ibu sudah sangat cemas ni.. takutnya Maya entah kenapa-kenapa.?” Mertua Galin menimpal.
“Iya.. saya mengerti. Tapi firasat saya, ini hanyalah ujian Allah pak.. dan semua ini berpulang kepada bapak dan ibu. terutama galin. Apa pun yang kita lakukan, insya Allah akan dijawab Allah. Dan saya hanyalah hamba Allah yang mencoba membantu saudaranya.” Jawab Faris.
Galin dan mertuanya akhirnya memutuskan hendak melaporkan hal ini kepada polisi. Saat semuanya sedang bersiap hendak berangkat ke kantor polisi. Tiba-tiba suara bel pintu berbunyi… Tiiing…Tooong…
“Assalamu’alaikum… suara dari balik pintu.
“Wa’alaikum salam.. jawab galin setengah berlari kebingungan.
Saat pintu dibuka. Ternyata ada sosok wanita cantik yang tak lain dan tak bukan adalah Maya Sang istri tercinta.
“Subhanallah…. Dinda…..” teriak Galin.
Dan semua isi rumah pun setengah berlari menuju pintu mendengar hal itu.
“Alhamdulillah….” Gemuruh tahmid berkumandang dari bibir keluarga.
Galin bersyukur tetapi hatinya penasaran dan penuh tanda tanya, gerangan apa yang terjadi pada istrinya.
Beribu pertanyaan yang ada dikepalanya. Ia merasa ingin menumpahkan semua pertanyaan itu kepada istrinya.
Belum sempat pertanyaan bertubi-tubi hendak menyerang Maya. Ibu mertuanya menyuruh semua yang berada di pintu itu masuk kedalam.
Setelah semua berkumpul diruang tamu. Dan Maya sudah tahu akan diserang pertanyaan-pertanyaan. Maka Maya lebih dulu angkat bicara.
“Sebelumnya Maya minta maaf kepada seluruh keluarga terutama kepada Kanda (galin). Ini semua diluar kuasa Maya. Tadinya Maya ingin lebih dulu memberi tahu. Tetapi…”
“Tetapi kenapa dinda…” celetuk galin penasaran yang duduk disamping Maya.
“Begini kanda.. saat mendengar azan shubuh tadi pagi, Maya bangun dan hendak menunaikan sholat shubuh. Tetapi Maya merasa pusing dan mual. Mata Maya terasa berkunang-kunang. Lalu Maya coba membangunkan ibu, tapi ibu tak juga bangun. Lalu Maya berinisiatif hendak ke rumah sakit. Dan Maya minta maaf belum pamit dengan ibu dan ayah. Lalu Maya menelpon taksi dan sesampainya dirumah sakit, Maya pingsan dan baru siuman sekitar jam 11. lalu Maya coba menelpon kanda tapi batrei hp Maya ngedrop. Dan saat Maya bangkit dari tampat tidur rumah sakit hendak ke telepon umum. Mata maya kembali berkunang-kunang dan Maya kembali pingsan. Mungkin karena Maya belum sarapan tadi pagi. Maya akhirnya siuman sekitar jam 6 sore tadi.”
“Lalu bagaimana sekarang May.. dan apa kata dokter.?” Tanya ibunya penasaran.
Lalu Maya tiba-tiba memeluk mesra Galin sambil mengatakan Malu-malu.
“Kata dokteeeer……………..“MAYA HAMIL”
“Haaamiiill…..Subhanallah……….” Suara tasbih bergema memenuhi ruangan.
Seketika suasana mencair. Ribuan pertanyaan pun sudah terjawabkan. Dan galin pun bersujud syukur kepada sang Ilahi.
OLEH: FERKI AHMAD MARLION
Malam yang dingin itu, Galin masih saja asyik memperhatikan monitor computer kerjanya. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 4 pagi. Memang malam itu ia mendapat giliran kerja malam dari perusahaannya untuk memonitor pengolahan pabrik. Matanya sudah cukup lelah menahan kantuk. tetapi mau gimana lagi. Ia harus tetap fit karena tugas yang dibebankan perusahaan kepadanya.
Galin adalah sosok yang rajin, baik ditempat kerja maupun dilingkungan masyarakat. Ia bekerja disebuah perusahaan yang cukup ternama di negeri ini. Karena jiwanya yang bersemangat itu. ia dipercayakan atasannya untuk mengambil alih job suvervisor yang kebetulan sedang kosong.
Saat sedang asyik memainkan keyboard computernya, tiba-tiba nada alarm azan shubuh berkumandang di hp nya. Ia tinggalkan sejenak pekerjaan monitoringnya. Bergegas ia berwudhu’ dan menghadap Sang Ilahi.
Usai sholat, ia menghirup udara pagi sejenak dari jendela ruang kantornya. Tiba-tiba perasaannya jadi tidak enak saat mendengar nada hpnya berdering. Ia bingung “siapa pula yang nelpon pagi-pagi buta begini” suara batinnya bertanya.
“Assalamu’alaikum..
“Wa’alaikum salam..(ternyata ibu mertuanya yang menelpon).
“Ya bu… ada hal apa bu..? tanya galin.
“Maaf mengganggu kerjanya Lin. Ibu sebenarnya tidak mau mengganggu konsentrasi Galin. Tapi ini terpaksa.. jelas ibu mertuanya.
“Tak apa bu, kebetulan saya baru usai sholat shubuh”. Jawab galin bingung.
“Begini Lin.. si May pergi ndak tahu kemana. Tadi saat ibu hendak membangunkan si May sholat shubuh, ia tak ada dikamarnya. Dan dia pun tak pamit. Dia ada ngomong sama galin..?” jelas ibu mertuanya kebingungan.
“Lah.. kok bisa begitu bu. Tadi malam saat mau berangkat kerja dia masih ngantar saya kok bu.. semua baik-baik saja kok bu..
“Itulah.. ibu juga bingung. Ibu sudah coba cari dia ke semua ruangan. Tapi tak ada juga. Ibu tanya sama ayah, ayah juga tidak tahu..
“Iyalah bu.. saya akan pulang lebih awal.. ibu tenang ajalah dulu. Mungkin dia lagi beli sarapan..
“Iyalah…Baiklah kalo begitu.. assalamu’alaikum.
“Wa’alaikum salam..
Galin bingung, konsentrasi kerjanya terganggu. Ia heran kemana pergi istinya itu. kok ndak pamitan ya.. suara batinnya bergetir. Ia coba menghubungi hp nya tapi tidak aktif.
Sesampainya dirumah, ia mengumpulkan seluruh keluarganya. Semua menjawab tidak ada yang tahu. Muncul firasat kurang bagus dihatinya. Ia coba menghubungi seluruh famili terdekat. Tapi juga dengan jawaban yang sama.
Galin dan seluruh keluarga merasa khawatir. Ada apa yang terjadi dengan Maya. Sang istri yang baru tiga bulan ia nikahi hilang bak ditelan bumi. Mereka menunggu hingga siang. Saat suara azan zhuhur berkumandang, hati galin sudah merasa tidak karuan. Keluarga mengusulkan untuk melapor ke polisi. Tetapi galin mencegahnya. Ia tidak mau masalah ini diketahui tetangga. Bisa jadi aib bu.. Jawab galin menenangkan mertuanya.
Selesai sholat zhuhur, ia sambung dengan sholat hajat. Ia mohon kepada rabbnya yang mengatur segala kejadian untuk bisa menemukan jalan keluarnya.
Usai sholat, ia menyimpulkan untuk konsultasi kepada Faris teman kerjanya. Faris yang ia kenal sebagai seorang yang cukup dalam agamanya, mungkin bisa membantunya.
Ia coba menelpon faris, dan faris pun bersedia memenuhi undangannya. Namun, bagaimana pun rasa hati galin sudah tidak karuan lagi. Karena istri tercinta yang baru ia nikahi bagai lenyap dibawa angin. tak ayal, Inai tanda pernikahan dijari pun masih tersisa di ujung kuku.
Tak lama faris pun tiba dikediaman galin. Waktu sore sudah mau berganti senja. Seluruh keluarga semakin cemas, apalagi galin sang suami. Setelah diceritakan apa yang terjadi. Faris hanya mengatakan untuk bersabar. Seluruh keluarga kurang puas dengan pernyataan Faris itu, begitu juga galin sang rekan kerja.
Ternyata, rupanya faris menunggu saat waktu magrib tiba. Usai sholat magrib berjama’ah. Faris memimpin doa memohon kepada sang ilahi. Dan semua yang ada pun ikut memohon kepada Allah semoga misteri ini cepat terselesaikan.
Usai bermunajat. Semuanya berkumpul dan bermusyawarah diruang tamu. Galin pun angkat bicara.
Ris.. gimana ini.?
“Yang sabar Lin.. saya tak ada firasat jelek dalam hal ini. Kita husnuzhon saja.” Jelas Faris.
“Tapi ini udah malam Ris..” jawab galin risau.
“Iya nak Faris. Bapak dan ibu sudah sangat cemas ni.. takutnya Maya entah kenapa-kenapa.?” Mertua Galin menimpal.
“Iya.. saya mengerti. Tapi firasat saya, ini hanyalah ujian Allah pak.. dan semua ini berpulang kepada bapak dan ibu. terutama galin. Apa pun yang kita lakukan, insya Allah akan dijawab Allah. Dan saya hanyalah hamba Allah yang mencoba membantu saudaranya.” Jawab Faris.
Galin dan mertuanya akhirnya memutuskan hendak melaporkan hal ini kepada polisi. Saat semuanya sedang bersiap hendak berangkat ke kantor polisi. Tiba-tiba suara bel pintu berbunyi… Tiiing…Tooong…
“Assalamu’alaikum… suara dari balik pintu.
“Wa’alaikum salam.. jawab galin setengah berlari kebingungan.
Saat pintu dibuka. Ternyata ada sosok wanita cantik yang tak lain dan tak bukan adalah Maya Sang istri tercinta.
“Subhanallah…. Dinda…..” teriak Galin.
Dan semua isi rumah pun setengah berlari menuju pintu mendengar hal itu.
“Alhamdulillah….” Gemuruh tahmid berkumandang dari bibir keluarga.
Galin bersyukur tetapi hatinya penasaran dan penuh tanda tanya, gerangan apa yang terjadi pada istrinya.
Beribu pertanyaan yang ada dikepalanya. Ia merasa ingin menumpahkan semua pertanyaan itu kepada istrinya.
Belum sempat pertanyaan bertubi-tubi hendak menyerang Maya. Ibu mertuanya menyuruh semua yang berada di pintu itu masuk kedalam.
Setelah semua berkumpul diruang tamu. Dan Maya sudah tahu akan diserang pertanyaan-pertanyaan. Maka Maya lebih dulu angkat bicara.
“Sebelumnya Maya minta maaf kepada seluruh keluarga terutama kepada Kanda (galin). Ini semua diluar kuasa Maya. Tadinya Maya ingin lebih dulu memberi tahu. Tetapi…”
“Tetapi kenapa dinda…” celetuk galin penasaran yang duduk disamping Maya.
“Begini kanda.. saat mendengar azan shubuh tadi pagi, Maya bangun dan hendak menunaikan sholat shubuh. Tetapi Maya merasa pusing dan mual. Mata Maya terasa berkunang-kunang. Lalu Maya coba membangunkan ibu, tapi ibu tak juga bangun. Lalu Maya berinisiatif hendak ke rumah sakit. Dan Maya minta maaf belum pamit dengan ibu dan ayah. Lalu Maya menelpon taksi dan sesampainya dirumah sakit, Maya pingsan dan baru siuman sekitar jam 11. lalu Maya coba menelpon kanda tapi batrei hp Maya ngedrop. Dan saat Maya bangkit dari tampat tidur rumah sakit hendak ke telepon umum. Mata maya kembali berkunang-kunang dan Maya kembali pingsan. Mungkin karena Maya belum sarapan tadi pagi. Maya akhirnya siuman sekitar jam 6 sore tadi.”
“Lalu bagaimana sekarang May.. dan apa kata dokter.?” Tanya ibunya penasaran.
Lalu Maya tiba-tiba memeluk mesra Galin sambil mengatakan Malu-malu.
“Kata dokteeeer……………..“MAYA HAMIL”
“Haaamiiill…..Subhanallah……….” Suara tasbih bergema memenuhi ruangan.
Seketika suasana mencair. Ribuan pertanyaan pun sudah terjawabkan. Dan galin pun bersujud syukur kepada sang Ilahi.
OLEH: FERKI AHMAD MARLION
Langganan:
Postingan (Atom)